Menyambut Mentari dari Gunung
Inerie
![]() |
View Point from Inerie Mountain |
Di ketinggian yang menjulang di atas kota Bajawa, aku berdiri di puncak Gunung Inerie, menyambut pagi dini hari dengan keheningan yang begitu mendalam. Udara dingin langsung menyentuh kulit, menusuk hingga ke tulang, membawa kesegaran yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Di sekelilingku, gelap malam masih menguasai langit, sementara bintang-bintang berkelip seperti ribuan lampu kecil yang bertaburan di kanvas hitam yang luas. Aku menarik napas dalam-dalam, menghirup udara pegunungan yang bersih, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang basah oleh embun.
Pelan-pelan, di ufuk timur yang
jauh, muncul semburat warna lembut—oranye, merah jambu, dan ungu—seperti sapuan
kuas pelukis yang perlahan menembus kegelapan. Cahaya pertama pagi mulai
membelah cakrawala, membangkitkan harapan dan kehidupan baru. Sinar matahari
yang terbit tidak hanya menerangi bumi, tapi juga menghangatkan jiwa yang
seolah terbangun dari mimpi panjang.
Sekelilingku sunyi, hanya
terdengar suara alam yang tenang dan damai. Desiran angin berhembus di antara
rerumputan yang basah oleh embun, menimbulkan suara gemerisik halus yang seolah
menjadi nyanyian alam di pagi hari. Burung-burung mulai berkicau, melantunkan
lagu-lagu indah yang menambah kedamaian suasana. Kabut tipis menggulung lembut
di antara lembah-lembah di bawah puncak, menciptakan pemandangan bak lukisan
magis yang penuh misteri dan keindahan.
Dari sini, pemandangan Bajawa
tampak jelas dan menakjubkan. Atap-atap rumah kecil berjejer rapi di bawah
sana, dikelilingi oleh ladang dan kebun yang mulai bangun menyambut sinar
mentari. Gunung-gunung lain yang berdiri kokoh mengitari puncak ini, menciptakan
pelukan alam yang kokoh dan abadi. Sesekali, awan putih tipis melintas pelan,
menambah dimensi dramatis pada panorama pagi itu.
Di saat seperti ini, aku merasa
begitu kecil di hadapan kebesaran alam. Namun, di saat yang sama, aku merasa
sangat hidup, terhubung dengan alam dan semesta yang luas. Heningnya pagi hari
di puncak gunung membawa kedamaian yang sulit diungkapkan dengan kata-kata—sebuah
perasaan syukur yang dalam, sebuah keheningan yang penuh makna.
Matahari terus naik perlahan,
menyapu kabut dan menggantikan warna langit dengan biru cerah. Hangatnya sinar
mentari kini mengusir dingin, memberi energi baru untuk memulai hari. Aku
berdiri sejenak, membiarkan diri tenggelam dalam keindahan dan ketenangan pagi
ini, merasakan bahwa setiap detik adalah hadiah, dan setiap nafas adalah
kesempatan untuk mengisi hidup dengan makna.
0 comments:
Post a Comment