Tuesday, September 2, 2025

Pesona Air Terjun Tengku Siwa di Manggarai, NTT

@florestourguide/Tony


Di balik lebatnya hutan dan sunyinya perbukitan di Reok Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, tersembunyi sebuah mahakarya alam yang belum banyak dijamah manusia. Namanya Air Terjun Tengku Siwa. 

Untuk mencapainya, seseorang harus benar-benar berniat—melewati jalanan sempit berliku, menyusuri ladang dan persawahan, lalu berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang dikelilingi rimbunnya pepohonan dan suara alam yang memanggil dari kejauhan.


Perjalanan menuju Tengku Siwa bukan sekadar soal jarak; ia adalah kisah petualangan yang sarat dengan ketakjuban, keheningan, dan kontemplasi. Dari kota Labuan Bajo, Manggarai Barat,para pelancong biasanya menempuh perjalanan sekitar tiga jam ke arah utara menuju Rego lalu berbelok menuju Desa Sambor, atau juga dikenal sebagai Nggalak. Dari sana, medan berubah menjadi kendaraan hanya bisa sampai pada titik tertentu, dan sisanya harus ditempuh dengan berjalan kaki. Langkah demi langkah menyusuri hutan, melewati akar-akar pohon yang melintang di tanah dan menyusup di antara semak-semak, seolah-olah alam tengah menguji tekad setiap peziarah yang hendak menemui keajaiban tersembunyi ini.


Sesampainya di lokasi, rasa lelah itu seketika sirna. Air Terjun Tengku Siwa menjulang megah setinggi sekitar 70 hingga 84 meter, memancarkan air jernih yang turun deras dari tebing tinggi yang diselimuti lumut hijau tebal, menciptakan efek visual seolah tirai zamrud raksasa tengah bergoyang oleh angin. Tebing itu bukan hanya batu; ia adalah kanvas tempat alam melukis dengan warna-warna terbaiknya. Lumut yang menyelimuti permukaan tebing menjadikan pemandangan semakin dramatis, terutama ketika cahaya matahari menembus celah pepohonan dan memantul di atas percikan air yang jatuh.


Di bawahnya, terbentuk kolam alami yang tenang dan menyegarkan. Banyak yang memilih untuk berendam atau sekadar mencelupkan kaki, merasakan sejuknya air pegunungan yang begitu murni. Suara gemuruh air yang jatuh bercampur dengan nyanyian burung dan desir angin di antara pepohonan menciptakan orkestra alam yang menenangkan jiwa. Tidak ada sinyal ponsel, tidak ada keramaian manusia—hanya kamu, alam, dan suara hatimu sendiri.


Nama "Tengku Siwa" sendiri memuat makna kultural yang dalam. "Tengku" dalam bahasa setempat berarti jurang, sementara "Siwa" adalah nama seorang leluhur adat yang diyakini memiliki keterkaitan spiritual dengan tempat ini.


Masyarakat sekitar memandang tempat ini bukan hanya sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai tempat sakral, warisan dari masa silam yang harus dihormati. Tidak heran jika nuansa mistis kerap menyelimuti tempat ini, terutama saat kabut tipis turun perlahan dan menyelimuti pepohonan.


Namun di balik keindahannya, akses menuju Air Terjun Tengku Siwa masih menjadi tantangan besar. Jalanan yang rusak, berbatu, bahkan berlumpur di musim hujan, menjadikan perjalanan penuh perjuangan. Warga setempat dan pemerintah desa telah beberapa kali mengusulkan perbaikan infrastruktur, agar keindahan ini bisa diakses lebih mudah, namun tetap dengan prinsip menjaga kelestarian alam.


Meski begitu, justru karena sulit dijangkau, Tengku Siwa tetap terjaga dari eksploitasi. Ia berdiri seperti penjaga hening, memberi tempat bagi mereka yang mencari ketenangan, keajaiban, dan hubungan yang lebih dalam dengan alam.

Bagi siapa pun yang pernah menjejakkan kaki di sana, Tengku Siwa bukan sekadar air terjun. Ia adalah lukisan Tuhan, disimpan rapi di balik rimba, menunggu untuk ditemukan oleh mereka yang cukup sabar dan rendah hati untuk menghargainya.


@florestourguide/Tony

Dan ketika kamu beranjak pulang, menyusuri kembali jalan yang sama, kamu akan merasa tidak hanya telah mengunjungi sebuah tempat—tapi juga telah menyentuh sepotong kecil surga di tanah Flores

0 comments:

Post a Comment